Read more: http://matsspensix.blogspot.com/2012/03/cara-membuat-judul-pada-blog-bergerak.html#ixzz1wbMItWl2

Jumat, 01 Juni 2012

Pembagian Kelas IP Address dan Subnetting

Pengertian
IP address digunakan sebagai alamat dalam hubungan antar host di
internet sehingga merupakan sebuah sistem komunikasi yang universal karena
merupakan metode pengalamatan yang telah diterima di seluruh dunia. Dengan
menentukan IP address berarti kita telah memberikan identitas yang universal
bagi setiap interadce komputer. Jika suatu komputer memiliki lebih dari satu
interface (misalkan menggunakan dua ethernet) maka kita harus memberi dua IP
address untuk komputer tersebut masing-masing untuk setiap interfacenya.
‰ Format Penulisan IP Address
IP address terdiri dari bilangan biner  32 bit yang dipisahkan oleh tanda
titik setiap 8 bitnya. Tiap 8 bit ini disebut sebagai oktet. Bentuk IP address dapat
dituliskan sebagai berikut :
xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx
Jadi IP address ini mempunyai range dari
00000000.00000000.00000000.00000000 sampai
11111111.11111111.11111111.11111111. Notasi IP address dengan bilangan
biner seperti ini susah untuk digunakan, sehingga sering ditulis dalam 4 bilangan
desimal yang masing-masing dipisahkan oleh 4 buah titik yang lebih dikenal
dengan “notasi desimal bertitik”. Setiap  bilangan desimal merupakan nilai dari
satu oktet  IP address. Contoh hubungan  suatu IP address dalam format biner
dan desimal :
Desimal
Biner
167 205 206 100
10100111 11001101 11001110 01100100Format IP Address
Pembagian Kelas IP Address
Jumlah IP address yang tersedia secara teoritis adalah 255x255x255x255
atau s
 Address dapat dipisahkan menjadi 2 bagian, yakni bagian network (net
ID) da
it pertama IP address kelas A adalah 0, dengan panjang net ID 8 bit dan
panjan
dilukiskan pada gambar berikut ini:

ekitar 4 milyar lebih yang harus dibagikan ke seluruh pengguna jaringan
internet di seluruh dunia. Pembagian kelas-kelas ini ditujukan untuk
mempermudah alokasi IP Address, baik untuk host/jaringan tertentu atau untuk
keperluan tertentu.
IP
n bagian host (host ID). Net ID berperan dalam identifikasi suatu network
dari network yang lain, sedangkan host ID berperan untuk identifikasi host dalam
suatu network. Jadi, seluruh host yang tersambung dalam jaringan yang sama
memiliki net ID yang sama. Sebagian dari  bit-bit bagian awal dari IP Address
merupakan  network bit/network number, sedangkan sisanya untuk  host. Garis
pemisah antara bagian network dan host tidak tetap, bergantung kepada kelas
network. IP address dibagi ke dalam lima kelas, yaitu kelas A, kelas B, kelas C,
kelas D dan kelas E. Perbedaan tiap kelas adalah pada ukuran dan jumlahnya.
Contohnya IP kelas A dipakai oleh sedikit jaringan namun jumlah host yang
dapat ditampung oleh tiap jaringan sangat besar. Kelas D dan E tidak digunakan
secara umum, kelas D digunakan bagi jaringan multicast dan kelas E untuk
keprluan eksperimental. Perangkat lunak  Internet Protocol menentukan
pembagian jenis kelas ini dengan menguji beberapa bit pertama dari IP Address.
Penentuan kelas ini dilakukan dengan cara berikut :
B
g host ID 24 bit. Jadi byte pertama IP address kelas A mempunyai range
dari 0-127.  Jadi pada kelas A terdapat 127 network dengan tiap network dapat
menampung sekitar 16 juta host (255x255x255). IP address kelas A diberikan
untuk jaringan dengan jumlah host yang  sangat besar, IP kelas ini dapat 0-127 0-255 0-255 0-255
0nnnnnnn hhhhhhhh hhhhhhhh hhhhhhhh
Bit-bit Network Bit-bit Host
IP address kelas A
ƒ Dua bit IP address kelas B selalu diset 10 sehingga byte pertamanya selalu
bernilai antara 128-191. Network ID adalah 16 bit pertama dan 16 bit sisanya
adalah host ID sehingga kalau ada  komputer mempunyai IP address
192.168.26.161,  network ID = 192.168  dan host ID = 26.161. Pada. IP
address kelas B ini mempunyai range IP dari 128.0.xxx.xxx sampai
191.155.xxx.xxx, yakni berjumlah 65.255  network dengan jumlah host tiap
network 255 x 255 host atau sekitar 65 ribu host.
128-191 0-255 0-255 0-255
10nnnnnn nnnnnnnn hhhhhhhh hhhhhhhh
Bit-bit Network Bit-bit Host
IP address kelas B
ƒ IP address kelas C mulanya digunakan untuk jaringan berukuran kecil seperti
LAN. Tiga bit pertama IP address kelas C selalu diset 111. Network ID terdiri
dari 24 bit dan host ID 8 bit sisanya sehingga dapat terbentuk sekitar 2 juta
network dengan masing-masing network memiliki 256 host.
192-223 0-255 0-255 0-255
110nnnnn nnnnnnnn nnnnnnnn hhhhhhhh
Bit-bit Network Bit-bit Host
IP address kelas C
ƒ IP address kelas D digunakan untuk keperluan multicasting. 4 bit pertama IP
address kelas D selalu diset  pertamanya berkisar antara
224-247, sedangkan bit-bit berikutnya diatur sesuai keperluan multicast group
1110 sehingga byteyang menggunakan IP address ini. Dalam  multicasting tidak dikenal istilah
network ID dan host ID.
IP address kelas E tidak diperuntukkan untuk keperluan umum. 4 bit pertama
IP address kelas ini diset 1111 sehingga byte pertamanya berkisar antara
248-255.
ƒ
unt
adalah dengan tanda slash “/” yang diikuti angka yang menunjukkan panjang
networ
Address Khusus
Selain address yang dipergunakan untuk pengenal  host, ada beberapa
nis address yang digunakan untuk  keperluan khusus dan tidak boleh
digunakan untuk pengenal host. Address tersebut adalah:
Netwo
ork address dari host
yang harus diketahui oleh seluruh  host yang ada pada suatu  network. Seperti
Sebagai tambahan dikenal juga istilah  Network Prefix,  yang digunakan
uk IP address yang menunjuk bagian jaringan.Penulisan network prefix
k prefix ini dalam bit. Misal  untuk menunjuk satu network kelas B
192.168.xxx.xxx digunakan penulisan 192.168/16. Angka 16 ini merupakan
panjang bit untuk network prefix kelas B.

je
rk Address. Address ini digunakan untuk mengenali suatu network pada
jaringan Internet. Misalkan untuk host dengan IP Address kelas B 192.168.9.35.
Tanpa memakai subnet (akan diterangkan kemudian), netw
ini adalah 192.168.0.0. Address ini didapat  dengan membuat seluruh bit  host
pada 2 segmen terakhir menjadi 0. Tujuannya adalah untuk menyederhanakan
informasi routing pada Internet. Router cukup melihat network address (192.168)
untuk menentukan ke router mana datagram tersebut harus dikirimkan.
Analoginya mirip dengan dalam proses  pengantaran surat, petugas penyortir
pada kantor pos cukup melihat kota tujuan pada alamat surat (tidak perlu
membaca selutuh alamat) untuk menentukan jalur mana yang harus ditempuh
surat tersebut.
Broadcast Address. Address ini digunakan untuk mengirim/menerima informasi diketahui, setiap datagram IP memiliki header alamat tujuan berupa IP Address
dari  host yang akan dituju oleh datagram tersebut. Dengan adanya alamat ini,
menjad
a secara desimal
ost yang memiliki IP address sama dengan  destination address pada
maka hanya  host tujuan saja yang memproses datagram tersebut, sedangkan
host lain akan mengabaikannya. Bagaimana jika suatu  host ingin mengirim
datagram kepada seluruh host yang ada pada networknya ? Tidak efisien jika ia
harus membuat replikasi datagram sebanyak jumlah  host tujuan. Pemakaian
bandwidth akan meningkat dan beban kerja  host pengirim bertambah, padahal
isi datagram-datagram  tersebut sama. Oleh karena itu, dibuat konsep broadcast
address. Host cukup mengirim ke alamat broadcast, maka seluruh host yang ada
pada network akan menerima datagram tersebut. Konsekuensinya, seluruh host
pada  network yang sama harus memiliki  broadcast address yang sama dan
address tersebut tidak boleh digunakan sebagai IP Address untuk host tertentu.
Jadi, sebenarnya setiap  host memiliki 2 address untuk menerima
datagram : pertama adalah IP Addressnya yang bersifat unik dan kedua adalah
broadcast address pada network tempat host tersebut berada.
Broadcast address diperoleh dengan membuat bit-bit  host pada IP Address
i 1. Jadi, untuk host dengan IP address 192.168.9.35 atau 192.168.240.2,
broadcast addressnya adalah 192.168.255.255 (2 segmen terakhir dari IP
Address tersebut dibuat berharga 11111111.11111111, sehingg
terbaca 255.255). Jenis informasi yang dibroadcast  biasanya adalah informasi
routing.
Multicast Address. Kelas address A, B dan C adalah address yang digunakan
untuk komunikasi antar  host, yang menggunakan datagram-datagram  unicast.
Artinya, datagram/paket memiliki address tujuan berupa satu  host tertentu.
Hanya  h
datagram yang akan menerima datagram tersebut, sedangkan  host lain akan
mengabaikannya. Jika datagram ditujukan untuk seluruh  host pada suatu
jaringan, maka field address tujuan ini akan berisi alamat broadcast dari jaringan
yang bersangkutan. Dari dua mode pengiriman ini (unicast  dan  broadcast),
muncul pula mode ke tiga. Diperlukan suatu mode khusus jika suatu host ingin
berkomunikasi dengan beberapa  host sekaligus (host group), dengan hanya mengirimkan satu datagram  saja. Namun berbeda dengan mode  broadcast,
hanya host-host yang tergabung dalam suatu group saja yang akan menerima
datagram ini, sedangkan  host lain tidak akan terpengaruh. Oleh karena itu,
dikenalkan konsep multicast. Pada konsep ini, setiap  group yang menjalankan
aplikasi bersama mendapatkan satu multicast address. Struktur kelas multicast
address dapat dilihat pada Gambar berikut.
224-239 0-255 0-255 0-255
1110xxxx xxxxxxxx xxxxxxxx xxxxxxxx
Struktur IP Address Kelas Multicast Address
Untuk keperluan  multicast, sejumlah IP Address dialokasikan sebagai
multicast address. Jika struktur IP Address mengikuti bentuk
1110xxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx (bentuk  desimal 224.0.0.0 sampai
239.255.255.255), ress. Alokasi ini
ditujuk
a
 Network ID tidak boleh sama dengan 127
an oleh suatu komputer untuk menunjuk dirinya sendiri.
engan 255
ƒ Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 0
 maka IP Address merupakan  multicast add
an untuk keperluan group, bukan untuk host seperti pada kelas A, B dan
C. Anggot group adalah host-host yang ingin bergabung dalam group tersebut.
Anggota ini juga tidak terbatas pada jaringan di satu  subnet, namun bisa
mencapai seluruh dunia.  Karena menyerupai suatu  backbone, maka jaringan
muticast ini dikenal pula sebagai Multicast Backbone (Mbone).
‰ Aturan Dasar Pemilihan network ID dan host ID
Berikut adalah aturan-aturan dasar  dalam menentukan network ID dan
host ID yang digunakan :
ƒ
Network ID 127 secara default digunakan sebagai alamat loopback yakni IP
address yang digunak
ƒ Network ID dan host ID tidak boleh sama d
Network ID atau host ID 255 akan diartikan sebagai alamat broadcast. ID ini
merupakan alamat yang mewakili seluruh jaringan. IP address dengan host ID 0 diartikan  sebagai alamat network. Alamat
ƒ
g memiliki host ID yang

kut efisiensi IP Address, mengatasi
ma
melakukan subnetting. Esensi dari subnetting adalah “memindahkan” garis
emisah antara bagian network dan bagian host dari suatu IP Address.
eb ri bagian host dialokasikan menjadi bit tambahan pada bagian
networ
turan
host a
ask
berarti
network digunakan untuk menunjuk suatu jaringn bukan suatu host.
Host ID harus unik dalam suatu network.
Dalam suatu network tidak boleh ada dua host yan
sama.
Subnetting
Untuk beberapa alasan yang menyang
salah topologi network dan organisasi, network administrator biasanya
p
B erapa bit da
k. Address satu network menurut struktur baku dipecah menjadi beberapa
subnetwork. Cara ini menciptakan  sejumlah network tambahan, tetapi
mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut.
Subnetting juga dilakukan untuk  mengatasi perbedaan hardware dan
media fisik yang digunakan dalam suatu network. Router IP dapat
mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda hanya jika
setiap network memiliki address network yang unik. Selain itu, dengan
subnetting, seorang Network Administrator dapat mendelegasikan penga
ddress seluruh departemen dari suatu perusahaan besar kepada setiap
departemen, untuk memudahkannya dalam mengatur keseluruhan network.
Suatu subnet didefinisikan dengan mengimplementasikan masking bit
(subnet mask ) kepada IP Address. Struktur subnet mask sama dengan struktur
IP Address, yakni terdiri dari 32 bit yang dibagi atas 4 segmen. Bit-bit dari IP
Address yang “ditutupi” (masking) oleh  bit-bit subnet mask yang aktif dan
bersesuaian akan diinterpretasikan sebagai network bit. Bit 1 pada subnet m
 mengaktifkan masking ( on ), sedangkan bit 0 tidak aktif ( off ).  Sebagai
contoh kasus, mari kita ambil satu IP Address kelas A dengan nomor
44.132.1.20. Ilustrasinya dapat dilihat Tabel berikut : 44 132 1 20
00101100 10000100 00000001 00010100
255 255 0
IP Address
0
11111111 11111111 00000000 00000000
44 132 0 0
00101100 10000100 00000000 00000000
44 132 255 255
00101100 10000100 11111111 11111111
Subnet Mask
Network Address
Broadcast Address
Subnetting 16 bit pada IP Address kelas A
Dengan aturan standard,  nomor network IP Address ini adalah 44 dan
nomor host adalah 132.1.20. Network tersebut dapat menampung maksimum
lebih dari 16 juta host yang terhubung langsung. Misalkan pada address ini akan
akan diimplementa .255.0.0.( Hexa =
FF.FF.
ng lebih jauh seperti 255.255.255.0 ( 24 bit ) pada kelas A
akan m
sikan subnet mask sebanyak 16 bit 255
00.00 atau Biner = 11111111.11111111.00000000.00000000 ).
Perhatikan bahwa  pada 16 bit pertama dari subnet mask tersebut berharga 1,
sedangkan 16 bit berikutnya 0. Dengan demikian, 16 bit pertama dari suatu IP
Address yang dikenakan subnet mask tersebut akan dianggap sebagai network
bit. Nomor network akan berubah menjadi 44.132 dan nomor host menjadi 1.20.
Kapasitas maksimum host yang langsung terhubung pada  network menjadi
sekitar 65 ribu host.
Subnet mask di atas identik dengan standard IP Address kelas B. Dengan
menerapkan subnet mask tersebut pada satu network  kelas A, dapat dibuat 256
network baru dengan kapasitas masing-masing subnet setara network kelas B.
Penerapan subnet ya
enghasilkan jumlah network yang lebih  besar ( lebih dari 65 ribu network
) dengan kapasitas masing-masing subnet  sebesar 256 host. Network kelas C
juga dapat dibagi-bagi lagi menjadi beberapa subnet dengan menerapkan subnet mask yang lebih tinggi seperti untuk  25 bit (255.255.255.128), 26 bit
(255.255.255.192), 27 bit ( 255.255.255.224) dan seterusnya.
Subnetting dilakukan pada saat konfigurasi interface. Penerapan subnet
mask pada IP Address akan mendefinisikan 2 buah address baru, yakni Network
Address dan Broadcast Address. Network address didefinisikan dengan menset
seluruh bit host berharga 0, sedangkan broadcast address dengan menset bit
host berharga 1. Seperti yang telah  dijelasakan pada bagian sebelumnya,
network address adalah alamat network yang berguna pada informasi routing.
Suatu host yang tidak perlu mengetahui  address seluruh host yang ada pada
network yang lain. Informasi yang dibutuhkannya hanyalah address dari network
yang akan dihubungi serta  gateway untuk mencapai network tersebut. Ilustrasi
mengenai subnetting, network address dan broadcast address dapat dilihat pada
Tabel di bawah. Dari tabel dapat disimpulkan bagaimana nomor network
standard dari suatu IP Address diubah menjadi nomor subnet / subnet address
melalui subnetting.
IP Address  Network
Address
Standard
Subnet Mask  Interpretasi  Broadcast
Address
44.132.1.20  44.0.0.0 255.255.0.0(16  Host 1.20 pada  44.132.255.255
bit)  subnet
44.132.0.0
81.150.2.3  81.0.0.0  255.255.255.0  Host 3 pada  5
(24 bit)  subnet
81.50.2.0
81.50.2.25
192.168.2.100 192.168.0.0 255.255.255.12
8
ada  192.168.2.127
 (25 bit)
Host 100 p
Subnet
192.168.2.0
192.168.2. 130 192.168.0.0 255.255.255.19 pada  192.168.2.191
2 (26 bit)
Host 130
subnet
192.168.2.128
Beberapa  kombinasi IP Address, Netmask dan network number
l r
network lokal, nomor network yang dikenali  twork standard
menurut
Subnetting hanya ber aku pada netwo k  lokal. Bagi n
tetap nomor  ne
etwork di luar
 kelas IP Address. Desain
ekarang kita akan membahas bagaimana merencanakan suatu LAN
juan utamanya untuk merancang LAN yang memenuhi kebutuhan
en embangkan di masa yang akan datang sejalan
engan peningkatan kebutuhan jaringan yang lebih besar.
el untuk memenuhi
kebutu
bnetting.
ƒ Peta letak komputer dari LAN dan topologi yang hendak kita gunakan.
lam perancangan LAN adalah
lokasi fisik itu sendiri. Peta atau cetak biru bangunan-bangunan yang akan
ngkan
i tidak ada
maka
 LAN
‰ Metode Perencanaan LAN
S
yang baik. Tu
p gguna saat ini dan dapat dik
d
Desain sebuah LAN meliputi perencanaan secara fisik dan logic .
Perencanaan fisik meliputi media yang digunakan bersama dan infrastruktur LAN
yakni pengkabelan sebagai jalur fisik komunikasi setiap devais jaringan.
Infrastruktur yang dirancang dengan baik cukup fleksib
han sekarang dan masa datang.
Metode perencanaan LAN meliputi :
ƒ Seorang administrator network yang bertanggung jawab terhadap jaringan.
ƒ Pengalokasian IP address dengan su
ƒ Persiapan fisik yang meliputi pengkabelan dan peralatan lainnya.
Di antara hal-hal yang perlu diperhatikan da
dihubungkan serta informasi jalur kabel (conduit) yang ada dan menghubu
bangunan-bangunan tersebut sangat diperlukan. Jika peta seperti in
perlu digambarkan peta dengan cara merunut kabel-kabel yang ada.
Secara umum dapat diasumsikan  bahwa pengkabelan yang menghubungkan
bangunan-bangunan atau yang melewati tempat terbuka harus terdapat di dalam
conduit. Seorang manajer jaringan harus menghubungi manajer bangunan untuk
mengetahui aturan-aturan pengkabelan  ini sebab manajer bangunan yang
mengetahui dan bertanggung jawab atas bangunan tersebut. Pada setiap lokasi
(yang dapat terdiri dari beberapa bangunan) harus ditunjuk seorang manajer
jaringan. Manajer jaringan harus mengetahui semua konfigurasi jaringan dan pengkabelan pada lokasi yang menjadi tanggung jawabnya. Pada awalnya tugas
ini hanya memakan waktu sedikit. Namun sejalan dengan perkembangan
jaringan menjadi lebih kompleks, tugas ini berubah menjadi  tugas yang berat.
Jadi sebaiknya dipilih orang yang betul-betul berminat dan mau terlibat dalam
perkembangan jaringan.
‰ Pengalokasian IP Address
Bagian ini memegang peranan yang  sangat penting karena meliputi
perencanaan jumlah network yang akan dibuat dan alokasi IP address untuk tiap
network. Kita harus membuat subnetting yang tepat untuk keseluruhan jaringan
n ungkinan perkembangan jaringan di masa yang
akan d
de gan mempertimbangkan kem
atang. Sebagai contoh, sebuah kantor memasang jaringan internet via VSAT mendapat alokasi IP addres dari INTERNIC (http://www.internic.net) untuk
kelas B yaitu 192.168.xxx.xxx. Jika diimplementasikan dalam suatu jaringan saja
(flat), maka dengan IP Address ini kita hanya dapat membuat satu network
dengan kapasitas lebih dari 65.000 host. Karena letak fisik jaringan tersebar
(dalam beberapa departemen dan laboratorium) dan tingkat kongesti yang akan
sangat tinggi, tidak mungkin menghubungkan seluruh komputer dalam kantor
tersebut hanya dengan menggunakan satu  buah jaringan saja (flat). Maka
dilakukan pembagian jaringan sesuai letak  fisiknya. Pembagian ini tidak hanya
pada level fisik (media) saja, namun juga pada level logik (network layer), yakni
pada tingkat IP address.. Pembagian pada level network membutuhkan
segmentasi pada IP Address yang akan digunakan. Untuk itu, dilakukan proses
pendelegasian IP Address  kepada masing-masing jurusan, laboratorium dan
lembaga lain yang memiliki LAN dan akan  diintegrasikan dalam suatu jaringan
kampus yang besar. Misalkan dilakukan pembagian IP kelas B sebagai berikut :
ƒ IP address 192.168.1.xxx dialokasikan untuk cadangan
ƒ IP address 192.168.2.xxx dialokasikan untuk departemen A
ƒ IP address 192.168.3.xxx dialokasikan untuk departemen B
ƒ Ip address 192.168.4.xxx dialokasikan untuk unit X ƒ dsb.
Pembagian ini didasari oleh jumlah komputer yang terdapat pada suatu
berapa tahun kemudian.
Hal ini dilakukan semata-mata karena IP  Address bersifat terbatas, sehingga
an seefisien mungkin.
.168.9.255.  
n instalasi
jaringa
jadi
erbasis bilangan  biner, pembagian hanya
dapat dilakukan untuk kelipatan pangkat 2, yakni dibagi 2, dibagi 4, 8, 16, 32 dst.
Jika ia ingin membagi menjadi 2 segmen, maka bit pertama dari 8 bit
segme
asing-masing subnet 128
host. S
jurusan dan prediksi peningkatan populasinya untuk be
pemanfaatannya harus diusahak
Jika seorang administrator di salah satu departemen mendapat alokasi IP
addres 192.168.48.xxx, maka alokasi ini akan setara dengan sebuah IP address
kelas C karena dengan IP ini kita hanya dapat membentuk satu jaringan
berkapasitas 256 host yakni dari 192.168.9.0 sampai 192
Dalam pembagian ini, seorang network  administrator di suatu lembaga
mendapat alokasi IP Address 192.168.9.xxx. Alokasi ini setara dengan satu buah
kelas C karena sama-sama memiliki kapasitas 256 IP Address, yakni dari
192.168.9.0 sampai dengan 192.168.9.255. Misalkan dalam melakuka
n, ia dihadapkan pada permasalahan-permasalahan sebagai berikut :
ƒ Dibutuhkan kira-kira 7 buah LAN.
ƒ Setiap LAN memiliki kurang dari 30 komputer.
Berdasarkan fakta tersebut, ia membagi 256 buah IP address itu men
8 segmen. Karena pembagian ini b
Jika kita tinjau secara biner, maka kita mendapatkan :
Jumlah bit host dari subnet 192.168.9.xxx adalah 8 bit (segmen terakhir).
Jika hanya akan diimplementasikan menjadi satu jaringan, maka jaringan
tersebut dapat menampung sekitar 256 host.
n terakhir IP Address di tutup (mask) menjadi bit network, sehingga
masking keseluruhan menjadi 24 + 1 = 25 bit. Bit untuk host menjadi 7 bit. Ia
memperoleh 2 buah sub network, dengan kapasitas m
ubnet pertama akan menggunakan IP Address dari 192.168.9.(0-127),
sedangkan subnet kedua akan menggunakan IP Address 192.168.9.(128-255). Tabel Pembagian 256 IP Address menjadi 2 segmen
Karena ia ingin membagi menjadi 8 segmen, maka ia harus mengambil 3
bit pertama ( 2
3
 = 8) dari 8 bit segmen terakhir IP Address untuk di tutup (mask)
menjadi bit network, sehingga masking keseluruhan menjadi 24 + 3 = 27 bit. Bit
untuk host menjadi 5 bit. Dengan maski
netwo
ng ini, ia memperoleh 8 buah sub
rk, dengan kapasitas masing-masing subnet 32 (=2
5
) host. Ilustrasinya
dapat dilihat pada Tabel 2-4 berikut :
167 205 9 xxx
10100111 11001101 00001001 xxxxxxxx
11111111 11111111 11111111 11100000
10100111 11001101 00001001 000xxxxx
10100111 11001101 00001001
0-31
001xxxxx
10100111 11001101 00001001
32-63
010xxxxx
10100111 11001101 00001001
64-95
011xxxxx
10100111 11001101 00001001
96-127
100xxxxx
10100111 11001101 00001001
128-159
101xxxxx
10100111 11001101 00001001
160-191
110xxxxx
10100111 11001101 00001001
192-223
111xxxxx 224-255

0 komentar:

Posting Komentar

Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket